1. Blanc de Hotot
Tujuan kelinci ini diciptakan adalah untuk multi tujuan, yaitu untuk
kualitas daging, fur, dan kontes. Awalnya Madame Bernhardt mencoba
menyilangkan Papillions dengan berbagai kelinci warna putih yang ada pada masa
itu antara lain White Vienna dan White Flemish Giant. Namun hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan yang dia harapkan.
Setelah mendapatkan saran dari Jeanne J. Lemarie ( pencipta Himalayan Besar )
akhirnya Madame Bernhardt bereksperimen hanya dengan menggunakan kelinci jenis
Giant Papillion Francais. Melalui proses seleksi yang sangat ketat dan waktu
bertahun-tahun, akhirnya terciptalah kelinci cantik yang kita kenal dengan
sebutan Blanc de Hotot ini.
Kelinci hotot ini pertama kali dipertontonkan pada th.1920 pada pameran
Exposition Internationale d'Aviculture di Paris. Standar yang ditetapkan oleh
Madame Bernhardt akhirnya mendapatkan pengakuan dari Komisi Standarisasi
Perancis pada 13 Oktober 1922. Pada th.1927, kelinci hotot ini diimpor oleh
beberapa peternak di Swis dan menjadi sangat populer disana. Kemudian pada
th.1930 kelinci ini dibawa ke Jerman dan diternakkan secara besar-besaran
sebagai penghasil daging.
Dilain pihak, tepatnya di Belanda. Seorang peternak bernama L.
Hamaker de Haarlem mencoba menciptakan ulang kelinci Hotot dengan
menyilangkan Lorrains dan Charlie English Spot. Hal ini dipublikasikan pada 31
Mei 1955, yang telah dikonfirmasikan menggunakan cara yang sama dengan apa yang
dilakukan oleh Madame Bernhardt. Selanjutnya kelinci ini menyebar hingga
kemana-mana termasuk negara tecinta kita Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf. Komentar yang tidak punya aturan akan kami blacklist. Terimakasih atas kunjungan anda.